Perkembangan Pemikiran Migrasi dan Penduduk
Para ekonomi mulai dari Lewis (1954) kemudian dilanjutkan oleh Fel dan Rannis yang kemudian dikenal sebagai LFR (Lewis Fel Rannis) yang menyatakan bahwa perpindahan penduduk pada dasarnya terjadi karena adanya perbedaan antara sektor kota yang modern dan sektor desa yang tradisional, demikian pula yang dikemukakan Todaro (1970) dimana seseorang akan pindah dari desa ke kota karena mengharapkan pendapatan yang lebih tinggi perbedaan pendapatan antara daerah pedesaan dan daerah perkotaan inilah yang menyebabkan terjadinya mobilitas penduduk dari daerah pedesaan ke perkotaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi, Baque (1959) mengidentifikasikan variabel-variabel tersebut ada 3 kelompok utama yaitu :
Pertama : yang berkaitan dengan kondisi-kondisi ekonomi yang mengakibatkan adanya migrasi seperti adanya investasi modal perubahan keteknologian permbagian kesejahteraan.
Kedua : Migrasi akan menstimulasi keadaan seperti peningkatan perekonomian penawaran tenaga kerja, bencana alam.
Ketiga : Adanya faktor-faktor lain seperti biaya pindah, hubungan dengan teman dan informasi yang semakin berkembang mengenai daerah asal.
Sebenarnya migrasi sebagai salah satu komponen dinamika kependudukan menjadi perhatian ahli-ahli ekonomi sumber daya manusia karena yang berkaitan dengan redistribusi tenaga kerja yang menjadi jawaban terhadap pasar kerja, menurut pandangan kaum klasik, permintaan dan penawaran tenaga kerja selalu ada dalam keseimbangan perbedaan kesempatan ekonomi, terutama perbedaan dalam tingkat upah dianggap sebagai penyebab terjadinya migrasi.
Hipotesis Tadaro dalam mengenal perbedaan pendapatan sebagai faktor dasar yang mempengaruhi migrasi dari desa ke kota. Merupakan konsekuensi yang wajar dari pendapat yang dikemukakan Keynes dan kesimpulan Maeller yang mengemukakan bahwa migrasi adalah sebagai penghubung antara pertumbuhuan penduduk dan pertumbuhan ekonomi antar daerah juga dapat diterima sebagai konsekwensi yang pertumbuhan ekonomi terjadi akibat respon variabel perilaku terhadap kesempatan ekonomi.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat 4 karakteristik dari desa – kota menurut versi Todaro
- Migrasi terutama sekali dirangsang oleh pertimbangan ekonomi yang rasional yang mencakup biaya dan kepentingan baik dari segi financial maupun psikologis.
- Keputusan untuk melakukan migrasi tergantung pada perbedaan tingkat upah nyata antara pedesaan dan perkotaan.
- Kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan di perkotaan berhubungan terbalik dengan tingkat pengangguran di perkotaan.
- Tingginya tingkat pengangguran di perkotaan merupakan suatu fenomena yang memiliki kelebihan tenaga kerja.
Sebenarnya migrasi antar propinsi di Indonesia itu dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tingkat pengangguran, tingkat upah, jarak proporsi penduduk daerah perkotaan dll. Disimpulkan bahwa tingkat upah riil, jarak dan proporsi penduduk daerah perkotaan merupakan faktor-faktor yang dominant pengaruhnya terhadap migrasi keluar sedangkan migrasi masuk terutama dipengaruhi oleh tingkat pengangguran, jarak dan proporsi penduduk daerah perkotaan.
0 komentar:
Posting Komentar