PERKEMBANGAN KEJIWAAN ANAK
SEKOLAH DASAR
A.
CIRI-CIRI PERKEMBANGAN KEJIWAAN ANAK SEKOLAH DASAR
1. Pertumbuhan Fisik dan Motorik maju pesat.
Hal
ini sangat penting peranannya bagi pengembangan dasar yang diperlukan sebagai
makhluk sosial. Pada pertumbuhan fisik dan motorik anak dalam hal ini dapat
dilihat atau ditandai oleh adanya pergantian gigi, bertambahnya tinggi dan
berat badan pada anak, karena pada masa- masa ini anak biasanya mengalami
pertumbuhan yang sangat pesat. Nafsu makannya semakin tinggi karena pada usia-
usia ini anak akan bersifat lebih aktif untuk bermain dan berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya, lebih suka menghabiskan waktunya untuk bermain dengan
teman- teman sebayanya, asyik dengan dunia mereka sendiri. Anak gemar melakukan
berbagai kegiatan atau permainan yang secara biologis hal itu berfungsi untuk
melatih otot- otot anak dalam masa pertumbuhannya. Pertumbuhan fisik dan
motorik pada anak sekolah Dasar kelas 1 tentunya sedikit berbeda dengan kelas
6, pada kelas 6 pertumbuhan fisiknya sudah di tandai oleh mulai bekerjanya
perlengkapa kelamin atau munculnya gejala- gejala pubertas sebagai contoh pada
anak perempuan sudah ada yang mengalami menstruasi dan pada anak laki- laki
mereka sudah ingin disunat dan sudah mulai merasa malu terhadap lawan jenis.
2. Kehidupan sosialnya diperkaya selain kemampuan hal bersaing dan
kehidupan kelompok sebaya.
Dalam hal
ini dapat dilihat bahwa dalam kehidupan sosial dan lingkungan bermain anak juga
sangat berpengaruh dalam perkembangan jiwa anak itu sendiri karena dari sini
anak akan terbentuk kepribadiannya dan menjadi seperti apa anak itu pada masa
selanjutnya. Dalam kehidupan sosialnya anak belajar dari apa yang dilihatnya,
mengamati lingkungan sekelilingnya dan dari sinilah mereka dapat berfikir dan
memahami apa yang terjadi disekelilingnya. Dalam kehidupan sehari- hari anak
tentunya juga berinteraksi dengan teman- teman sebayanya. Dalam hal ini
biasanya mengalami sedikit persaingan- persaingan kecil, sebagai contoh ini
dapat kita lihat dalam sekolah, seorang anak kadang belajar mati- matian untuk
mendapatkan juara satu dikelasnya, tentu saja itu tidak mudah karena ia harus
bersaing dengan teman- teman satu kelasnya, ini akan menjadi beban tersendiri
bagi anak seusianya yang mungkin dianggapnya sebagai sebuah masalah yang besar.
Disini Orangtua juga memberi dukungan dengan membantu anaknya belajar dan
mungkin akan memberi hadiah sebagai balasan atas usahanya selama ini karena
sudah belajar dengan keras. Disini anak akan merasa adanya kepuasan tersendiri
karena telah berhasil mengalahkan lawan- lawannya dan mampu menjadi juara.
3. Semakin menyadari diri selain mempunyai keinginan, perasaan tertentu
juga semakin bertumbuhnya minat tertentu.
Dalam ciri
perkembangan yang ketiga ini di katakan anak sudah semakin menyadari diri,
maksudnya anak sudah mulai mengenali dirinya sendiri, lingkungan serta apa yang
harus dilakukannya. Mempunyai banyak keinginan dan mimpi- mimpi yang ingin
dilakukannya. Pada masa ini anak juga sudah sanggup dan mulai memperhatikan
hal- hal kesusilaan serta menilai perbuatan manusia atas dasar baik dan buruk.
Pada masa ini, anak sudah mulai timbul dan terbentuk kata hatinya, serta
membutuhkan pendidikan kesusilaan. Pada masa- masa ini anak sudah mulai
memiliki parasaan peka terhadap lingkungan sekitarnya, perasaan sedih, senang
dan kasihan atau iba terhadap orang lain. Dikatakan juga semakin bertumbuhnya
minat, maksudnya pada usia –usia seperti ini anak basanya mempunyai rasa keingintahuan sangat
tinggi, suka bertanya tentang ini itu dari apa yang dilihatnya dan pada
akhirnya akan semakin menumbuhkan minatnya untuk belajar. Sebagai contohnya
pada masa sekolah Dasar seperti ini anak mempunyai cita- cita ingi menjadi
seorang Dokter atau Guru apabila ditanya ingin menjadi apa kelak. Dia berpikir
bahwa menjadi seorang Dokter atau Guru adalah pekerjaan yang mulia dan bisa
menolong orang lain.
4. Kemampuan berpikirnya masih dalam tingkatan persepsional.
Disini
dapat kita pahami maksudnya, pada umumnya anak sekolah Dasar kemampuan
berpikirnya masih dalam tingkatan itu- itu saja, masih dalam tingkatan
persepsional atau hanya berpandangan, sekedar menerka- nerka, berpendapat
sendiri tentang apa yang dilihat dan terjadi dilingkungan sekelilingnya. Ini
dapat dilihat pada anak yang senang rumah- rumahan, mereka memberi batas atau
tanda bahwa ini adalah rumahku, ini ruang tamu, ruang istirahat dan dapur. Lain
lagi dengan anak yang suka bermain Boneka, mereka memperlakukan Boneka itu
seperti anaknya dan dia berperan sebagai seorang ibu, memandikan, menyisir
rambutnya, memberi makan dan bahkan mengajaknya berbicara. Pada masa- masa ini
anak mempunyai daya tingkat khayal yang sangat tinggi, mereka mempunyai
persepsi- persepsi tersendiri dari apa yang dilihatnya dan kemudian
mempraktekkannya.
5. Dalam bergaul, bekerjasama dan kegiatan bersama tidak membedakan jenis,
yang menjadi dasar adalah perhatian dan
pengalaman yang sama.
Bergaul
dengan sesama adalah sangat penting bagi perkembangan anak, ini sangat penting
peranannya bagi pengembangan dasar yang diperlukan sebagai makhluk individu dan
sebagai makhluk sosial. Dalam bergaul, bekerjasama dan kegiatan- kegiatan
bersama lainnya anak cenderung tidak membedakan jenis, yang penting mereka
merasa cocok, nyaman, nyambung dan juga yang menjadi dasarnya adalah perhatian
dan pengalaman yang sama. Pada usia- usia ini anak biasanya cenderung suka
berteman dengan mereka yang mempunyai pengalaman, misi, tujuan yang sama tanpa
memperdulikan siapa mereka dan bagaimana mereka yang penting mereka merasa
cocok. Bergaul, bekerjasama dan kegitan bermain- main lainnya akan menjadikan
anak mempunyai kepribadian yang baik, mereka bisa melakukan kegiatan- kegiatan
yang mereka inginkan. Bergaul dengan lingkungan sekitar, temen- teman sebayanya
akan menjadikan anak memiliki kepribadian yang tidak Egois, mau berbagi dengan
sesama dan mau menerima pendapat- pendapat Orang lain. Dengan bergaul anak juga
akan memiliki banyak pengalaman- pengalaman yang mungkin tidak akan terlupakan hingga
dewasa nanti dan tentu saja akan menggiring mereka menjadi anak yang
bermasyarakat dan mempunyai mental yang kuat.
6. Mempunyai kesanggupan untuk memahami hubungan sebab akibat.
Pada usia-
usia ini anak tentu saja sudah mempunyai kesanggupan untuk memahami hubungan
sebab akibat. Kemampuan memecahkan persoalan dengan berpikir berdasarkan hal-
hal yang konkrit. Sebagai contoh kita sebagai orang dewasa menyuruh anak untuk
membuang sampah pada tempatnya, pada saat itu anak akan berpikir, mengapa saya
harus membuang dan apa juga untungnya untuk kita, tentu saja anak sudah bisa
menjawab, saya harus membuang sampah pada tempatnya dan tidak boleh membuangnya
di sembarang tempat karena tentu saja jika itu dilakukan akan terjadi banjir
dan merugikan kita semua. Anak adalah peniru yang baik, jadi apa yang dilihat
di sekelilingnya tentu juga akan di praktekannya tanpa perduli itu baik atau
buruk. Anak akan menelan mentah- mentah apa yang di lihatnya, jadi kita sebagai
orang dewasa harus lebih memperhatikan anak , agar ia kelak tumbuh menjadi
pribadi yang baik, yang berbudi luhur. Dengan kesanggupan anak yang sudah bisa
memahami hubungan sebab akibat, ia akan lebih tahu dan mengenali lingkungannya,
bisa menempatkan dirinya ketika ada masalah- masalah yang mungkin terjadi di
masyarakat kelak. Dalam masalah ini anak akan berpikir adanya akibat tentu saja
pastinya ada sebab musababnya yang menjadikan seperti ini dan begitu juga
sebaliknya. Sebab akibat adalah dua hal yang tidak mungkin bisa di pisahkan
diantara keduanya ada kesinambungan tersendiri.
7. Ketergantungan kepada Orang dewasa semakin berkurang dan kurang
memerlukan perlindungan Orang dewasa.
Disini di
katakan bahwa ketergantungan anak kepada Orang dewasa sudah semakin berkurang
dan mungkin sudah kurang memerlukan perlindungan Orang dewasa lagi. Anak sudah
mulai membebaskan dirinya dari keterkaitannya dengan Orang dewasa, Ia ingin
berdiri sendiri dan sudah mulai ingin membebaskan dirinya dari keterkaitan
dengan Orang lain. Anak sudah bisa melakukan apa yang di inginkannya sendiri
tanpa bantuan Orang lain. Anak beranggapan bahwa dia bisa melakukan segala
sesuatunya sendiri, Ia sudah bisa mengadakan indentifikasi dengan kondisi dalam
lingkungan hidup yang lebih luas. Semakin bertumbuhnya minat untuk memahami
diri sendiri dan Orang lain. Selain itu juga bertumbuhnya kemampuan untuk
membuat keputusan sendiri dalam hal- hal kecil, Misalnya dalam hal pergaulan,
bisa memilih sendara teman- teman bermain yang menurutnya baik dan sudah bisa
membuat skala prioritas, membuat jadwal atau jam Kapan ia harus belajar dan
bermain. Bertumbuhnya kemampuan sosial meliputi; Kemampuan saling memberi dan
menerima, partisipasi dalam masyarakat kelompok sebaya menonjol, bersifat
konformis dan tindakan kompetitif untuk menguji kemampuan diri. Jadi dapat
dikatakan bahwa anak sudah semakin mandiri, sudah bisa melakukan segala sesuatu
dengan cara- cara penyelesaiannya sendiri, sudah bisa melindungi dirinya
sendiri atau mungkin orang lain.
0 komentar:
Posting Komentar