Senin, 28 Mei 2012

Bahasa Jawa merupakan Aspek Keterampilan


Bahasa Jawa merupakan Aspek Keterampilan
Menurut  Sukastomo (Suara Merdeka :2006) beberapa hal yang perlu menjadi perhatian untuk memperbaiki pembelajaran bahasa Jawa di sekolah-sekolah adalah pengembangan kurikulum, penyediaan guru bahasa Jawa yang kompeten, dan pengembangan bahan ajar yang representatif. Sedangkan Kongres Basa Jawa (KBJ) IV Semarang, 10 – 14 September 2006 menghasilkan beberapa rekomendasi untuk pengembangan pembelajaran bahasa Jawa di dunia formal. Rekomendasi itu meliputi (1) pelaksanaan keputusan Kongres Bahasa Jawa III di Yogyakarta tahun 2001, bahwa pembelajaran bahasa Jawa wajib dibelajarkan di sekolah-sekolah  mulai dari SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA di Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur), (2) pengangkatan guru bahasa Jawa yang berkompeten, (3) menyiapkan guru bahasa Jawa yang berlatarbelakang pendidikan formal, dan (4) penyediaan bahan ajar yang yang cukup dan lolos seleksi.
Memperhatikan rekomendasi KBJ IV tentang penyediaan bahan ajar, maka perlu dilakukan pengembangan-pengembangan inovatif dalam penyediaan bahan ajar yang menarik. Bahan ajar ini diharapkan mampu memberikan solusi yang memberikan kontribusi yang berarti pada permasalahan pembelajaran bahasa Jawa. Permasalahan selanjutnya adalah  pada pemilihan bahan ajar yang tepat. Berbagai macam bentuk bahan ajar yang ditawarkan perlu dipilih dengan tepat agar pembelajaran yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Seiring perkembangan teknologi yang pesat, berbagai macam model bahan ajar dapat dihasilkan dengan tingkat kesempurnaan yang baik. Salah satu produk perkembangan teknologi yang mampu memberikan solusi pengembangan bahan ajaradalah teknologi komputer. Perkembangan teknologi komputer memungkinkan parapengembang bahan ajar melakukan banyak hal termasuk pengembangan bahan ajar yangkontekstual, aktual, faktual, inovatif, dan menarik.
Dengan tingkat kebutuhan pengembangan bahan ajar bahasa Jawa yang tinggi, maka menuntut kreativitas para pengembang untuk menghasilkan bahan ajar diinginkan. Bahan ajar yang dikembangkandiharapkan mampu memberi alternatif pembelajaran bahasa Jawa yang aktual, faktual,dan kontekstual serta menarik..Dalam pembelajaran bahasa Jawa terdapat empat materi pokok yang dibelajarkanmeliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan-keterampilan ini sebenarnya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Dalam praktek kesehariannya, berbahasa berarti melakukan kegiatan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis secara terintegrasi. Dari keempat keterampilan berbahasa, kecenderungan frekuensi keterampilan yang digunakan adalah keterampilan berbicara. Hampir setiap waktu manusia selalu melakukan kegiatan berbicara. Kegiatan berbicara memiliki banyak bentuk dan jenis.  
Secara sederhana berbicaradibedakan meliputi berbicara individu dan berbicara dalam kelompok. Berbicara individuberkembang bersama individu dalam kehidupan sehari-harinya. Berbicara individumemiliki kecenderungan pada kegiatan berbicara non formal yang dilakukan antar individu dalam kehidupan sehari-hari sedangkan berbicara dalam kelompok  seperti pidato, khotbah, diskusi, dan berorasi cenderung pada kegiatan-kegiatan formal. Karena berhubungan dengan hubungan manusia dengan kelompok maka kegiatan berbicara kelompok menuntut keahlian khusus bagi pembicara agar dapat menyajikan kegiatanberbicara yang dapat diterima oleh audience.
Dalam pembelajaran bahasa Jawa, materi berbicara kelompok seperti berpidato dirasa sangat kurang dalam materi, waktu belajar, dan sumber belajar. Sebagai contoh kompetensi berpidato dalam kurikulum muatan lokal bahasa Jawa sehingga materi ini tidak terserap dengan maksimal. Ditambah dengan jam pelajaran yang relatif sedikit antara 1-2 jam pelajaran per minggu. Permasalahan menjadi lebih komplek ketika sebuah sekolah tidak mempunyai guru  khusus bahasa Jawa yang latar pendidikannya adalah jurusan bahasa Jawa, mengingatjumlah perguruan tinggi yang meluluskan sarjana bahasa Jawa sangat sedikit. Kondisi inilah yang memiliki andil pada permasalahan menurunnya kualitas pembelajaranberpidato bahasa Jawa.

0 komentar:

Posting Komentar