Minggu, 20 Mei 2012

Makalah Kerajian Tangan Sebagai hasil Ekonomi

>>Makalah Kerajian Tangan Sebagai hasil Ekonomi<<


KERAJINAN TANGAN BAMBU SEBAGAI HASIL
EKONOMI RAKYAT


Bambu merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui serta memiliki keunggulan dari segi sosial, ekonomi dan budaya, diantaranya cepat tumbuh hingga menjadi sumber penghasilan masyarakat perdesaan, dapat mengurangi polusi udara, air serta mengendalikan adanya erosi dan tanah longsor, sehingga tanaman bambu sangat tepat digunakan untuk rehabilitasi lahan kritis, konservasi tanah miring dan rawan longsor serta dapat dipakai untuk memperbaiki estetika lingkungan diperkotaan.

Tanaman bambu yang banyak terdapat di wilayah Indonesia bukanlah sekedar tanaman, apabila mampu dibudidayakan dan diberdayakan dapat dihasilkan batang bambu dengan kualitas yang baik sehingga mampu memberikan nilai tambah yang besar karena bambu dapat dijadikan bahan bangunan maupun kerajinan tangan.

Tidak banyak orang yang mengetahui bahwa bambu mampu memberikan nilai tambah yang lebih besar apabila digarap secara maksimal. Pemahaman seperti itu untuk mengubah persepsi masyarakat dari pemanfaatan bambu secara tradisional menjadi suatu komoditi yang lebih berdaya guna dengan menerapkan teknologi dan sentuhan seni, sehingga bambu dapat menjadi komoditi yang mampu mendatangkan keuntungan bagi pengrajin. Bagi Daerah Kabupaten Purworejo, industri kerajinan bambu seakan-akan telah menjadi kebanggaan dan menjadi salah satu ikon dagang bagi wilayah kabupaten ini.

Pada tahun 2003, volume ekspor kursi rotan, bambu dan sejenisnya (Other seats cane, osier, bamboos – HS. 9401.50.9000) mencapai 2.162.430 kg dengan nilai US$ 5.846.916 di 60 negara, dengan negara tujuan ekspor utama adalah Amerika Serikat (US$ 602.324), Italia (US$ 327.565), Spanyol (US$ 312.806), Jerman (US$ 266.752) dan Ingrris (US$ 215.587). Kondisi ini memperlihatkan masih adanya peluang pasar bagi usaha kerajinan mebel bambu. Sementara pasar nasional/domestik masih terpusat pada beberapa daerah, seperti Bali dan Jepara.

Dalam rangka menunjang pengembangan usaha kerajinan bambu perlu dilakukan studi kelayakan usaha yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan Lembaga Keuangan Syariah/Perbankan Syariah dalam membiayai pengembangan usaha kerajinan bambu. Hasil penelitian yang disusun dalam bentuk pola pembiayaan ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pengembangan usaha.

Untuk Teks Lengkap Silahkan Download 

0 komentar:

Posting Komentar