Seorang gadis kecil yang sedang sakit dan harus dirawat di rumah sakit, ini semua akibat dari perbuatannya sendiri, yang tidak maumakan dan minum.
Suatu hari dia bermimpi bertemu dengan seorang ayahnya yang sudah meninggal, dia bermimpi bertemu seorang lelaki, yang akan mempertemukannya dengan ayahnya. Tetapi semua itu memperlukan syarat. Syaratnya dia harus menghutung jumlah langit, kalau tidak dia tidak akan bisa sampai ketempat ayahnya. Karena dia akan tersesat. Tetapi dia menolaknya karena dia bencidengan angka-angka. Lelaki itu menyuruh dia untuk menghitung bintang-bintang, karena mungkin disana ayahmu juga sedang menghitung bintang-bintang. Dia hanya mendengar suara detak jantungnya yang menjelma nada indah yang dapat dia nikmati
Lalu dia bertanya pada laki-laki itu. Apa suara ini akan selalu berbunyi selamanya? Lalu lekali itu menjawab “tidak, dia akan berhenti, kalau kau sudah mati.
Pada saat itu dia melihat dari kejahuan sesosok ayahnya, ayahnya menatap dan tersenyum dan diapun membalas senyuman. Lalu dia mengejar ayahnya. Tapi pandangannnya mendadak kabur, dia seperti berada di alam lain. Hanya terdapat sang ayah dan sahabatnya, dia hanya bingung dan tidak bisa memilih. Lalu malaikat pencabutnyawa menyabut nyawanya dari atas kepalanya. Lalu ayahnya sudah memeluknya dengan eratnya, sementara dia melihat Ramadhani menangis dipelukan ibunya. Dia berteriak untuk Ramadhani “aku akan merindukan ciumanmu, Ramadhani” tapi lagi-lagi Ramadhani tak dapat mendengarnya, melainkan hanya terus menangis.
Unsur Intrinsik
Tema : Kerinduan Seorang anak pada ayahnya yang sudah meninggal
Tokoh : - Aku
- Ayah
- Ibu
- Ramadhani
Latar : Tempat : Di rumah sakit
Waktu :
Penokohan : Aku ( Hormat dan Baik )
Ayah ( Pekerja Keras )
Ibu ( Sabar dan Tegar )
Amanat : Sayangilah dan hormatilah orang tuamu, dan ketika mereka sudah meninggal tetap sayangi dan selalu do’akan mereka dan hargai seorang sahabat yang selalu ada dan jadilah sahabat yang selalu ada hingg ajal menjemputnya.
Sudut Pandang : Orang pertama
Gaya Bahasa : Majas Personifikasi
Unsur Ekstrinsik
Nilai – nilai yang terkandung
a. Nilai Moral
• Ramadhani, sekalipun sedang sekarat, aku masih ingat dengan ucapanku pada suatu kali
• Aku juga mulai suka melukai diriku sendiri
• Kalau begitu lupakan! Aku tidak mau menghitung. Aku benci angka-angka! Aku berteriak
b. Nilai Keindahan
• Bahwa dia, kataku, sedang menguning dan beranjak kering untuk kemudian bersegera gugur
• Sebelum kita berdua tertiupkan ke ala mini
• Nafasku terpatah – patah
Karya : Maya Wulan
0 komentar:
Posting Komentar