Jumat, 18 Mei 2012

Cara Menyusun Hidangan Untuk Keluarga

Penyediaan makanan bagi keluarga pada umumnya merupakan tugas seorang ibu rumahtangga yang bukan seorang ahli gizi. Namun demikian ibu rumahtangga harus sanggup menyediakan hidangan yang cukup.
Bagi seorang ibu muda yang baru membentuk rumah tangga, hal ini dapat memberikan kesulitan yang cukup memusingkan, terutama bila sebelum  membentuk keluarganya, tidak memperhatikan soal-soal ini dari orang tuanya. Biasanya nyonya rumah ini “bermagang” kepada orang tuanya dan pengalaman serta ketrampilan yang didapatnyacengan cara demikian, dipergunakan kemudian untuk mengelola persoalan menyediakan makanan di rumah tangganya sendiri.

1.    Makanan Harus Dapat Menyediakan Zat-zat Gizi.
Masakan yang dihidangkan harus mengandung zat-zat gizi yang dperlukan, baik dalam kwalitas maupun dalam kwantitasnya. Yang pertama harus diperhatikan ialah kwantum bahan makanan pokok yang diperlukan oleh seluruh anggota keluarga. Di Indonesia, pada umumnya bahan makanan pokok ini adalah nasi (beras). Seorang dewasa menerima 300-500 grams beras mentah sehari, jadi kalau keluarga itu hanya terdiri atas suami dan istri, maka beras yang diperlukan sehari sekitar 600 - 1.000 gram, atau dibulatkan 3/4 sampai 11/4 liter, untuk makan tiga kali berdua.    .
Beras yang ditanak akan menyerap air sama banyak, sehingga beras tersebut di atas memerlukan pula 3/4 -1/4 liter air untuk mengaroni atau untuk menjadikannya beras (nasi) liwet.
Bila beras digantikan sebagian atau seluruhnya oleh jagung, maka jagung yang diperlukan sama banyak dengan beras, jika jagung tersebut hasil panen lama (pipilan atau bukan).
Kalau di dalam keluarga terdapat saudara lain yang ikut, dan orang ini sudah dewasa, maka kebutuhan akan bahan makanan pokok diperhitungkan untuk jumlah anggota keluarga yang ada.
Bila terdapat anak-anak atau bayi, maka kebutuhan bagi anak dari bayi diperkirakan menurut umur. Untuk bayi, makanan tersebut berlainan sekali dengan makanan orang dewasa, sehingga harus dirancanakan tersendiri, terpisah dari rancangan makanan bagi orang dewasa.
Anak BALITA di Indonesia pada umumnya sudah makan hidangan yang sama seperti yang dikonsumsi oleh orang dewasa, kecuali dalam hal rasa masakan.  Anak BALITA pada umumnya belum menyukai makanan yang terlalu pedas atau mengandung rasa keras (merangsang) lainnya. Jadi merancang kebutuhan bahan makanan pokok bag BALITA dapat disatukan dengan orang dewasa, dengan memperhitungkan perbandingan kebutuhan anak dan orang dewasa.
Lauk-pauk sebaiknya dirancang ada yang berasal dari hewan (daging, ikan, telur) di samping yang berasal nabati (tahu, tempe, oncom). Tempe dan tahu lebih baik nilai gizinya dibandingkan dengan oncom. Besar dan jumlah potongannya harus diperkirakan cukup bagi calon konsumen. Bila setiap kali makan (makan siang atau makan malam) terdapat satu potong lauk hewani dan satu potong lauk nabati, mungkin sudah memenuhi kebutuhan kwantumnya.
Bila terpaksa lauk hewani hanya satu potong saja. yaitu ketika makan malam, maka tambahan lauk nabati dapat menggantikannya ketika makan siang.
Sayur dapat diperkirakan jenisnya yang diperlukan, yaitu harus beraneka bahan dan berwarna-warni. Bahan makanan sayur ini tidak perlu yang mahal, tetapi sebaiknya sayur daun-daun berwarna hijau dikombinasikan dengan sayur buah, dan semakin berwarna-warni makin baik. Sayur buah misalnya wortel, labu, kacang panjang, tomat, cabe besar dan hijau maupun yang merah, setelah bijinya dibuang atau tidak, bagi yang menyukai makanan pedas. Nangka muda dapat juga dipergunakan dalam sayur campuran bahan ini.

 Untuk Teks Lengkap Silahkan 

0 komentar:

Posting Komentar